• Unchangeable 1

    PROLOGUE

    Namaku Ria. Kini aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Sewaktu SMP, aku pernah membuat kelompok persahabatan beranggotakan 3 orang. Kami adalah 3 serangkai yang kemana-mana selalu bersama. Namun hal tersebut tidak menjamin sebuah persahabatan tidak bertemu dengan perpisahan. Meskipun begitu, jika Tuhan sudah menakdirkan, seberapa jauh perpisahan itu, suatu saat akan bersama-sama kembali. Bukan begitu?

    Yoo minnasan!!^^ lama gak post nih hhe, kali ini Monggi mau bagi cerpen buatan ndiri nichh, yaa masih amatiran sih tapi kalau dinikmati yakin bisa baper deh.. bwakkaka:)) 


    Jangan lupa tinggal jejak setelah baca yahhh.. ENJOY..!!!

    ***
    Hari ini adalah hari pertamaku mengawali hari di lingkungan yang baru. Aku berasal dari Bekasi. Alasan aku dan keluargaku pindah ke Jakarta adalah ayahku dipindah-tugaskan ke cabang perusahaan ayah di Jakarta.
    Seperti kebiasaanku dulu sebelum aku pindah kemari, aku bukanlah anak yang rajin seperti anak perempuan pada umumnya. Kebiasaanku adalah paling malas bangun pagi. Dan hari ini adalah hari pertamaku sekolah di sekolah baruku di Jakarta. “Riaaa… bangun sayang sekarang sudah jam setengah enam, bangun terus sholat subuh gih”. Kata ibuku yang tidak pernah bosan mengatakan hal yang sama ketika membangunkanku di pagi hari. “Iya maa..” jawabku dengan malas. Aku melangkahkan kaki dengan wajah mengantuk ke kamar mandi untuk berwudhu untuk sholat. Ketika sholat aku berdo’a supaya Allah SWT memudahkan urusanku dan keluargaku dan mendapat berkah di hari ini. Semoga
    Setelah bersiap-siap aku pamit kepada mama dan berangkat sekolah bersama ayah.
    “Assalamuallaikum ma, Ria  pamit berangkat sekolah dulu”.
    “Waalaikumsalam Ria, hati-hati dijalan ya yang semangat sekolahnya”
    “Iya mama”.

    Di perjalanan, seperti biasa, ayah selalu mengobrol denganku membahas bermacam-macam hal.
    “Ria bagaimana hari ini? Canggung tidak?”.
    “Tidak yah, biasa aja sih, ya semoga semua berjalan baik-baik saja”.
    “Begitu yaa..”
    Hening beberapa saat. Lalu sekilas aku teringat kawan-kawan lamaku di Bekasi.
    “Yah, apakah aku dapat menemukan sahabat yang baik di sekolah baruku?” tanyaku.

    “Tentu sayang, namun  yang pertama kamu usahakan setelah keimanan kepada Allah SWT adalah mencari sahabat yang jujur. Karena ia ibarat pohon, bila engkau duduk berteduh di bawahnya, ia akan meneduhimu, bila engkau mengambil  buahnya dia akan mengenyangkanmu, dan bila ia tidak memberimu manfaat, ia tidak merugikanmu”
    Aku terdiam, kata-kata ayahku baru saja seperti menempel di otakku bak perangko. Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya aku sampai di gerbang sekolah baruku. Bangunan yang sederhana, lapangan yang sempit. Ya memang bertolak belakang dengan sekolahku dulu. Namun inilah duniaku yang baru. Dan menurutku buang-buang waktu untuk mengeluh karenanya.
    Setelah menemui Bu Tyas, selaku wali kelas 8D, aku diantarnya menuju kelas. Memasuki kelas aku mulai gelisah. Seiisi kelas ini yang dari luar tadi terdengar berisik menjadi canggung dan melihatku dengan wajah bertanya-tanya. Bu Tyas lalu memperkenalkan diriku,
    “Assalamuallaikum selamat pagi anak-anak” kata Bu Tyas. “Waalaikumsalam warrahmattullahi wabarakatuh” jawab mereka serentak. “Mulai hari ini kelas kita bertambah 1 orang personil, namanya Ria. Nah Ria, silahkan perkenalkan dirimu pada teman-teman barumu” kata Bu Tyas sambil memandangku.
    “Assalamuallaikum teman-teman, nama saya Riananda Utami, bisa dipanggil Ria. Saya berasal dari Bekasi, Jawa Barat. Saya harap kita bisa berteman baik”. Kakiku bergetar, aku semakin gelisah.
    “Baik Ria kamu bisa duduk bersama Stefy disebelah sana”. Kata Bu Tyas seraya menunjukkan meja anak perempuan bernama Stefy yang tempat duduknya kosong satu. Aku berjalan menuju tempat duduk itu, terlihat anak perempuan itu bersemangat menyediakan tempat duduk itu untukku. “Sini-sini duduk sama aku!” serunya sambil menarik kursi kosong itu. “Terimakasih.” Jawabku sambil tersenyum.
    Bu Tyas memulai pelajaran dan tampak seiisi kelas terlihat malas mendengarkannya. Anak perempuan itu pun memulai percakapan padaku.
         
                               "Salam kenal, Namaku Stefina Inggriani, panggil saja aku Stefy"

    ***
    Hmmm siapa yachh Stefy ituchh? wkwkw gantung kan?? baca epicoddd celanjudnyaa yachh :p
    *kriukk kriuukk
    Whoaaa garing yach:((( maapin yak.. maklum masih belajar.. hehehe kritik sarannya yaaa makasyyy;;33

    0 comments

  • Copyright © - Wild Rose's blog - Wild Rose's blog - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan